Tembagapura, 23 Oktober 2024 – Papua Football Academy (PFA) kembali menebarkan semangat menggelora sepak bola untuk anak-anak di pelosok Tanah Papua.
Kali ini, PFA menyelenggarakan klinik pelatihan sepak bola (Coaching Clinic) di Kampung Banti, Waa Banti 2, tepatnya di wilayah suku Amungme dekat Kota Tembagapura.
Puluhan anak-anak dari Kampung Banti pun menyambut dengan antusias. Bahkan, puluhan anak dari kampung sekitar juga berbondong-bondong datang ke pusat Kampung di Waa Banti 2 dengan total jumlah 102 anak.
Padahal, jarak tempuh dan medan jalan yang sulit harus mereka lalui. Tapi bukan halangan buat anak-anak laki-laki dan Perempuan dengan umur 4-15 tahun ini untuk ikut bermain bola.
Raut muka anak-anak tampak ceria tapi juga agak serius saat menyaksikan demo gerakan teknik sepak bola yang diberikan oleh Coaches Papua Football Academy yang memberikan latihan.
Coach Ardiles Rumbiak beserta tim pelatih telah mempersiapkan menu khusus untuk anak-anak yang hadir agar latihan lebih menarik.
Kaki-kaki mereka lincah mengolah bola meski hanya dengan “kaki kosong.” Sebagian anak juga ada yang mengenakan Sepatu boot dan sepatu ukuran kebesaran warisan kakak dan ayah mereka. Kondisi itu tak menciutkan semangat mereka untuk bermain bola.
Coaching Clinic bersama anak-anak dari Kampung Banti ini merupakan salah satu komitmen PT. Freeport Indonesia melalui PFA untuk menggelorakan sepak bola dan menjangkau daerah terpencil di Papua khususnya untuk masyarakat asli Tembagapura.
Hal ini demi memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk belajar dan bermain sepak bola sesuai dengan slogan PFA “Dari tanah Papua untuk Indonesia”.
“Kami sangat senang dapat berbagi semangat sepak bola dengan anak-anak di Kampung Banti. Dengan adanya kegiatan ini anak-anak bisa berkumpul bersenang-senang bermain bola dan menghindarkan mereka dari hal-hal negatif,” kata Pelatih Kepala PFA, Ardiles Rumbiak.
Lanjut Ardiles, PFA berharap coaching clinic bisa membuka peluang bagi anak-anak untuk mengembangkan bakat dan mimpi anak-anak lewat sepak bola.
“Klinik ini bukan hanya tentang teknik sepak bola, tetapi juga tentang membangun karakter, sportivitas, dan semangat kebersamaan,” imbuh dia.
Acara ini dimeriahkan dengan pembagian jersey latihan kepada para peserta dan penyerahan bola kepada kepala kampung setempat.
Hadir pula, Martina Natkime, tokoh perempuan Amungme di desa Banti, yang sangat antusias menyambut kunjungan dari PFA ke kampung Banti.
Dia mengharap program ini terus berlanjut karena memberikan dampak dan sambutan positif dari masyarakat setempat.
“Saya sering melihat anak-anak PFA ini bermain di TV dan Internet tapi itu hanya anak-anak yang sudah ada di asrama. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang saya tunggu-tunggu setelah melihat anak-anak PFA. Kami ingin PFA untuk menjadikan ini agenda tetap untuk selalu datang ke kampung Banti melakukan kegiatan seperti ini terus,” ujar Martina Natkime.