Udara siang di Kampung Nawaripi Dalam, Timika, begitu hangat ketika rombongan kecil berisi 17 siswa Papua Football Academy (PFA) Batch 3 tiba di sebuah rumah sederhana yang tampak berbeda dari sekitarnya. Dari luar, kayu-kayu besar tersusun di halaman, beberapa di antaranya sudah berbentuk pahatan khas. Di situlah Galeri Ukir Yayasan Maramowe berada—tempat anak-anak ini akan mengenal lebih dekat budaya Suku Kamoro.
Begitu masuk ke galeri, mata mereka langsung tertuju pada ukiran-ukiran kayu yang dipajang di dinding dan meja. Ada motif-motif yang asing namun penuh cerita. Siang itu, Simson, seorang pengukir sekaligus penjaga tradisi Kamoro, menyambut mereka. Dengan tenang ia menjelaskan nilai-nilai yang terkandung dalam budaya Kamoro, juga makna di balik setiap guratan ukiran. Anak-anak menyimak dengan serius, beberapa bahkan tak sabar melontarkan pertanyaan.

Tak lama kemudian, tibalah saat yang paling ditunggu: mencoba mengukir sendiri. Setiap siswa diberi selembar papan kayu, path, dan palu. Mereka mulai dengan menggambar sketsa sederhana. Suasana yang tadinya hening berubah riuh oleh bunyi pahat menghujam papan. Tak-tok-tak-tok! Irama khas itu memenuhi ruangan, berpadu dengan tawa dan teriakan kecil saat ada yang kesulitan mengendalikan pahat.
Waktu terasa cepat berlalu. Selama lebih dari satu jam, anak-anak itu tenggelam dalam dunia baru: dunia kesabaran, detail, dan rasa bangga ketika bentuk perlahan muncul dari papan kayu. Meski sederhana, ukiran yang mereka hasilkan adalah hasil kerja keras dan rasa ingin tahu yang besar.
Satu per satu, siswa menyelesaikan pahatan mereka. Dengan wajah puas, mereka memegang hasil karya masing-masing—sebuah bukti nyata bahwa hari itu mereka tidak hanya belajar tentang sepak bola, tetapi juga tentang akar budaya tanah kelahiran mereka.
Bagi PFA, pengalaman ini bukan sekadar kunjungan. Ini adalah bagian dari perjalanan membentuk anak-anak Papua menjadi pribadi yang lengkap: tangguh di lapangan, cerdas di sekolah, dan berakar kuat pada budayanya. Karena siapa pun yang tahu dari mana ia berasal, akan lebih siap melangkah ke mana pun ia pergi.