Tidur merupakan salah satu kebutuhan Utama manusia, sebagai makhluk hidup yang aktif dan memiliki metabolisme, manusia memiliki waktu-waktu untuk beraktivitas dan juga beristirahat. Salah satu cara manusia untuk beristirahat dan mengisi Kembali tenaga mereka adalah dengan tidur. Pada saat tertidur, tubuh manusia melakukan regenerasi terhadap sel-sel dan memulihkan energi. Otot-otot pun akan rileks dan beristirahat.
Selain otot, bagian lain yang akan tetap bekerja adalah otak. Otak akan melakukan detoksifikasi, yakni membersihkan racun-racun dan limbah metabolisme. Hal ini akan berpengaruh terhadap pemeliharaan kesehatan otak, termasuk untuk menjaga ingatan/memori jangka Panjang. Pertumbuhan hormon juga akan diatur selama tidur. Tubuh akan mengatur hormon untuk nafsu makan, hormon pertumbuhan tubuh dan hormon stress.
Pada saat tidur, tubuh juga akan memproduksi sitokin, yakni protein yang membantu melawan infeksi dan peradangan serta menjaga dan memelihara daya tahan tubuh. Dokter PFA, dr. Samuel Sembor, mengatakan regenerasi sel darah merah juga terjadi saat kita tertidur.
“Kalau tidur kurang, stamina juga akan kurang. Bahkan kemungkinan cedera bagi atlet itu hingga 68% jika kurang tidur. Karena banyak sel yang regenerasi ketika kita tertidur, termasuk sel darah merah,” ungkap dr. Samuel.
Pada jurnal PubMed Central, dengan judul Sleep and Athletic Performance: Impacts on Physical Performance, Mental Performance, Injury Risk and Recovery, and Mental Health yang terbit pada tahun 2020, Jonathan Charest & Michael A Grandner menyatakan bahwa Kesehatan tidur berperan penting dalam performa atlet. Atlet dengan durasi tidur yang kurang, kualitas tidur yang buruk, serta jadwal tidur yang tidak teratur, berisiko tinggi mengalami penurunan kekuatan otot, kecepatan, serta meningkatkan risiko cedera dan gangguan pemulihan.
Sejatinya, manusia memerlukan setidaknya 7-9 jam sehari untuk mendapatkan tidur yang berkualitas. Namun hal tersebut juga bergantung pada usia dan kegiatan rutin yang dilaksanakan. Untuk orang dewasa di atas 18 tahun, tidur 7-9 jam sehari sudah cukup baik, namun untuk anak-anak di Bawah 18 tahun, perlu tidur 8-10 jam sehari. Terlebih, untuk seorang atlet yang memiliki intensitas kegiatan fisik yang cukup tinggi.
Banyak risiko yang akan timbul jika seseorang kurang tidur, mulai dari kelelahan, bahkan hingga penyakit jantung. Jika seorang atlet kurang tidur, akibatnya akan berdampak pada performa dan juga rentan akan cedera.